Yang Pertama

Dalam sepi aku bersenandung seorang diri dan seperti biasa tidak ada satu pun yang mau mendengar. Tidak masalah karena aku sudah terbiasa untuk tidak dihiraukan. Lama - lama mati rasa juga hidup dalam suasana saling tak acuh satu sama lain. Aku butuh teman. Aku butuh kepedulian. Aku butuh cinta.

Aku berjalan seorang di sebuah taman kota. Seperti biasa keadaan ramai adanya. Aku temui kamu duduk seorang diri di pinggir danau taman kota itu sambil membaca buku dan memakain earphone. Nampaknya kamu sangat asyik melakukan hal itu. Rasa ingin tahu yang luar biasa muncul dibenakku. Tanpa pikir panjang, aku menghampirimu.

"Lagi baca buku apa?" dengan sok ramah aku memberanikan diri. Saat itu kamu hanya tersenyum dan berpaling membaca buku itu lagi.
"Sombong banget ya? Gak pernah ketemu sama orang ya?" jengkel aku dibuat. Kenapa saat itu hanya tersenyum? Sekedar menjawab singkat saja itu tidak masalah bagiku.
Tak lama, kamu tersenyum lagi kepadaku dan menyodorkan buku yang tengah dibaca. Aku hanya berkata "ooh" panjang.

Pembicaraan pun dimulai. Aku tertarik dengan segala yang kamu katakan saat itu. Ternyata kita mempunyai banyak common sense. Mulai dari hobby tentang sastra, musik, olahraga dan selera humor. Hanya gender yang mebedakan kita. Saat kamu berkata, "Di dunia ini memang semua orang membutuhkan cinta. Tapi cinta hakiki itu datang hanya dari satu sumber. Tuhan. Jika kita telah mendapatkan cinta yang hakiki itu, saya yakin segala cinta yang diinginkan akan mudah datang."

Itulah getaran yang pertama kali yang aku rasakan. Getaran yang tidak biasa dan belum pernah aku rasakan sebelumnya. Inikah yang namanya suka, tertarik atau cinta?

Entahlah, tapi yang jelas. Aku ingin semua itu tidak terputus, sampai Tuhan yang berhak memutuskan semuanya.

#FF2in1 by @nulisbuku

Comments

Popular Posts