Seorang Dokter, Mahasiswa dan Tukang Koran
Satu hari, saya pernah bertemu dengan seorang dokter. Sebutlah dia dengan dr. A. Jujur, saya sangat kagum kepada beliau. Beliau baik, ramah, punya attitude yang sangat tinggi kepada semua pasiennya. Itulah menjadi salah satu alasan saya kenapa saya bercita - cita menjadi seorang dokter. Tapi, di lain waktu saya bertemu dengan dokter yang lain, sebutlah dia dr. B. Saya menaruh prihatin yang sangat besar kepada beliau. Kenapa prihatin?? Ya, karena sangat disayangkan beliau mempunyai attitude yang sangat buruk. Mentang - mentang dia seorang dokter, dengan seenaknya memperlakukan pasien dengan tidak sopan. Beliau selalu menjelaskan kepada pasien dengan istilah - istilah kedokteran yang kurang difahami oleh masyarakat awam. Itulah, salah satu peringatan kepada saya bahwa nanti ketika saya menjadi seorang dokter, saya tidak akan mempunyai attitude seperti dr. B.
Saya adalah salah satu mahasiswa kedokteran di universitas swasta di Jakarta. Setiap orang - orang bertanya, "Dimana kuliahnya?" Dengan bangga saya menjawab nama universitas saya dengan wajah yang sumringah ditambah lagi dengan status kemahasiswaan saya yang notabene selalu menjadi sorotan banyak orang. Bukan saya sombong atau apa, saya hanya mengingatkan bahwa menjadi seorang mahasiswa adalah status yang 'sedikit' memberatkan dan harus dipertanggungjawabkan, karena sangat disayangkan jika seorang mahasiswa mempunyai attitude yang kurang baik, seperti tawuran, free sex, narkotika dll. Karena, mahasiswa adalah tingkatan nomor 1 generasi penerus bangsa ini. Kalau generasi penerus tingkatan 1 saja sudah kacau, bagaimana generasi penerus tingkatan 2, 3, dst.??? Makanya, sangat dituntut sebuah kedewasaan dan tanggung jawab yang tinggi jika sudah menyandang status mahasiswa. Bukan hanya mahasiswa saja yang dituntut kedewasaan tapi seluruh kalangan pun juga.
Satu lagi tukang koran. Hah, tukang koran?? Kayanya jauh melenceng dari pembahasan kita dari mulai seorang dokter dan mahasiswa. Saya pernah bertemu dengan seorang tukang koran yang kebetulan dia adalah tukang koran langganan ayah saya. Saya sangat mengagumi beliau. Kenapa?? Beliau mempunyai attitude yang sangat bagus kepada semua pelanggannya. Setiap beliau mengantarkan cek koran mingguannya, beliau selalu berkata, "Ini mbak, cek koran buat ayahnya. Maaf ganggu ya mbak." Saya tergelak saat itu, karena beliau berbicara sangat santun dan saya pikir beliau bukan sekedar tukang koran, tetapi seorang manusia yang selalu menjunjung tinggi arti kesopanan. Hmm..pantas saja, langganan koran beliau banyak.
Jadi, kesimpulannya adalah attitude alias akhlak alias tabiat adalah salah satu perilaku yang sangat mencolok untuk menunjukkan karakter dari seorang manusia. Banyak orang yang tidak percaya bahwa dr. B adalah seorang dokter, karena terlihat dari attitudenya yang kurang baik. Jadi, tidak hanya gelar, kedudukan, atau status saja yang menjadi simbol dari manusia, tetapi yang terpenting adalah attitude lah yang membangun manusia menjadi lebih baik dari orang - orang yang mempunyai gelar, status dan kedudukan yang bagus.
So, be confident your self and keep your attitude.
Syukron. Hamdalah
Saya adalah salah satu mahasiswa kedokteran di universitas swasta di Jakarta. Setiap orang - orang bertanya, "Dimana kuliahnya?" Dengan bangga saya menjawab nama universitas saya dengan wajah yang sumringah ditambah lagi dengan status kemahasiswaan saya yang notabene selalu menjadi sorotan banyak orang. Bukan saya sombong atau apa, saya hanya mengingatkan bahwa menjadi seorang mahasiswa adalah status yang 'sedikit' memberatkan dan harus dipertanggungjawabkan, karena sangat disayangkan jika seorang mahasiswa mempunyai attitude yang kurang baik, seperti tawuran, free sex, narkotika dll. Karena, mahasiswa adalah tingkatan nomor 1 generasi penerus bangsa ini. Kalau generasi penerus tingkatan 1 saja sudah kacau, bagaimana generasi penerus tingkatan 2, 3, dst.??? Makanya, sangat dituntut sebuah kedewasaan dan tanggung jawab yang tinggi jika sudah menyandang status mahasiswa. Bukan hanya mahasiswa saja yang dituntut kedewasaan tapi seluruh kalangan pun juga.
Satu lagi tukang koran. Hah, tukang koran?? Kayanya jauh melenceng dari pembahasan kita dari mulai seorang dokter dan mahasiswa. Saya pernah bertemu dengan seorang tukang koran yang kebetulan dia adalah tukang koran langganan ayah saya. Saya sangat mengagumi beliau. Kenapa?? Beliau mempunyai attitude yang sangat bagus kepada semua pelanggannya. Setiap beliau mengantarkan cek koran mingguannya, beliau selalu berkata, "Ini mbak, cek koran buat ayahnya. Maaf ganggu ya mbak." Saya tergelak saat itu, karena beliau berbicara sangat santun dan saya pikir beliau bukan sekedar tukang koran, tetapi seorang manusia yang selalu menjunjung tinggi arti kesopanan. Hmm..pantas saja, langganan koran beliau banyak.
Jadi, kesimpulannya adalah attitude alias akhlak alias tabiat adalah salah satu perilaku yang sangat mencolok untuk menunjukkan karakter dari seorang manusia. Banyak orang yang tidak percaya bahwa dr. B adalah seorang dokter, karena terlihat dari attitudenya yang kurang baik. Jadi, tidak hanya gelar, kedudukan, atau status saja yang menjadi simbol dari manusia, tetapi yang terpenting adalah attitude lah yang membangun manusia menjadi lebih baik dari orang - orang yang mempunyai gelar, status dan kedudukan yang bagus.
So, be confident your self and keep your attitude.
Syukron. Hamdalah
Jangan bosen nulis artikel lagi ya...
ReplyDeleteSalam kenal :
Blog Nano Yulianto - Tips trik tutorial blogger dan menghias atau mempercantik tampilan blogspot dengan javascript.