[Random 1] Bibinya ndak Masuk
Setiap kehidupan manusia pasti gak pernah lepas yang namanya ujian. Mulai dari ujian sekolah, ujian akhir semester sampe ujian terhadap kehidupan sehari - hari.
Seperti halnya hari ini. Bibi saya gak masuk karena suaminya lagi sakit dan terpaksa buat saya dan Bunda mem-bibi-kan diri sendiri. Hap *pasang iket kepala*
Lah emang bibinya gak nginep? Emang rumahnya deket? Trus tahu darimana kalau bener suaminya sakit?
Jadi, bibi saya itu tinggalnya gak jauh dari rumah saya dan bekerja hanya setengah hari, mulai dari nyuci, nyapu, ngepel, nyerika gak sampe nginep. Tetangga saya juga menggunakan jasa bibi yang kerjanya setengah hari dan bibi yang bekerja di rumah tetangga adalah tetangga dari bibi saya (ngerti? Ngerti lah ya). Dalam satu kawasan tempat tinggal bibi saya mayoritas bekerja sebagai bibi di kawasan tempat tinggal saya (sampe sini mengerti? Kalo gak ngerti baca pelan-pelan). Jadi, saya tahu kenapa bibi saya gak masuk hari ini karena bibi yang kerja di rumah tetangga ngasih tau saya.
Terlepas dari bibi, back to the story. Yang menjadi ujian buat saya hari ini adalah dalam keadaan puasa harus mengerjakan pekerjaan rumah yang buat saya cukup melelahkan, padahal itu sudah membagi tugas dengan Bunda. Silahkan saja bilang saya manja atau sebagainya karena saya memang jarang terbiasa melakukan hal seperti ini dan dalam keadaan puasa. Hikmah yang saya dapat adalah bersyukur karena masih ada bibi yang masih mau membantu kami, dalam keadaan puasa atau tidak. Dari sini juga, saya sangat salut dengan bibi. Melakukan semua pekerjaan rumahnya dan pekerjaan rumah kami dalam keadaan puasa, pasti sangat melelahkan, sedangkan kami hanya bersantai - santai.
Dari cerita ini, saya berharap bisa lebih menghargai bibi kita, karena kalo gak ada mereka mungkin aja waktu kita habis hanya untuk melakukan pekerjaan rumah dan pekerjaan lain yang lebih penting bisa aja terbengkalai.
Syukron. Hamdalah
Nb: seharusnya ini diposting semalem, karena masalah jaringan internet di Indonesia yang you-know-what-happen-lah-ya jadi dipostingnya pagi ini. Happy reading
Seperti halnya hari ini. Bibi saya gak masuk karena suaminya lagi sakit dan terpaksa buat saya dan Bunda mem-bibi-kan diri sendiri. Hap *pasang iket kepala*
Lah emang bibinya gak nginep? Emang rumahnya deket? Trus tahu darimana kalau bener suaminya sakit?
Jadi, bibi saya itu tinggalnya gak jauh dari rumah saya dan bekerja hanya setengah hari, mulai dari nyuci, nyapu, ngepel, nyerika gak sampe nginep. Tetangga saya juga menggunakan jasa bibi yang kerjanya setengah hari dan bibi yang bekerja di rumah tetangga adalah tetangga dari bibi saya (ngerti? Ngerti lah ya). Dalam satu kawasan tempat tinggal bibi saya mayoritas bekerja sebagai bibi di kawasan tempat tinggal saya (sampe sini mengerti? Kalo gak ngerti baca pelan-pelan). Jadi, saya tahu kenapa bibi saya gak masuk hari ini karena bibi yang kerja di rumah tetangga ngasih tau saya.
Terlepas dari bibi, back to the story. Yang menjadi ujian buat saya hari ini adalah dalam keadaan puasa harus mengerjakan pekerjaan rumah yang buat saya cukup melelahkan, padahal itu sudah membagi tugas dengan Bunda. Silahkan saja bilang saya manja atau sebagainya karena saya memang jarang terbiasa melakukan hal seperti ini dan dalam keadaan puasa. Hikmah yang saya dapat adalah bersyukur karena masih ada bibi yang masih mau membantu kami, dalam keadaan puasa atau tidak. Dari sini juga, saya sangat salut dengan bibi. Melakukan semua pekerjaan rumahnya dan pekerjaan rumah kami dalam keadaan puasa, pasti sangat melelahkan, sedangkan kami hanya bersantai - santai.
Dari cerita ini, saya berharap bisa lebih menghargai bibi kita, karena kalo gak ada mereka mungkin aja waktu kita habis hanya untuk melakukan pekerjaan rumah dan pekerjaan lain yang lebih penting bisa aja terbengkalai.
Syukron. Hamdalah
Nb: seharusnya ini diposting semalem, karena masalah jaringan internet di Indonesia yang you-know-what-happen-lah-ya jadi dipostingnya pagi ini. Happy reading
Comments
Post a Comment