[Random 3] Firasat
'Kemarin kulihat awan membentuk wajahmu. Desah angin meniupkan namamu. Tubuhku terpaku'
Terdengar dengan sangat jelas dari earphone yang kupasang dari handphone sambil asyik membaca novel. Novel yang sedang aku baca saat ini berjudul Emerald Star karangan Jacqueline Wilson, pamungkas dari trilogy Hetty Feather. Ini sudah kali ketiga aku membacanya berulang.
Lima belas menit kemudian, mata terasa berat dan aku harus mengalah untuk segera terlelap. Aku melirik jam weker di meja sebelah tempat tidur, menunjukkan pukul 22.36. Waktunya aku berpetualang di alam yang lain.
Aku terbangun di sebuah ruangan yang gelap, namun dari kejauhan aku melihat setitik cahaya. Aku kejar cahaya itu makin lama makin membesar. Sampailah aku di sumber cahaya. Terdapat sebuah pintu yang sudah reyot, karatan dan jika terbuka menimbulkan suara yang miris.
"Kak Didi?" Aku terkejut ketika membuka pintu, ternyata kamu yang tampak. Kamu hanya tersenyum tapi seperti menyembunyikan sesuatu.
"Kakak kemana saja? Kenapa tidak pulang?" Kamu hanya menggeleng tanpa bicara satu kata. Itu memaksaku untuk terus merengek tentang pertanyaan tadi.
"Kak, kok tidak pulang? Kakak gak kasihan sama aku?" Aku terus merengek sampai tak terasa aku menangis. Tapi kamu hanya menggeleng penuh senyuman.
"Kak, jawab dong. Aku kangen sama kakak. Anak - anak di taman bacaan yang kita bangun berulang kali berucap rindu sama kakak. Ayo kak, ikut aku sekarang." Kamu tetap menggeleng namun kali ini kamu ikut menangis. Apa yang kamu tangisi?
Aku berusaha untuk menarik tanganmu, namun tiada daya bagiku. Terasa begitu berat bagi kamu untuk meninggalkan tempat ini. Aku tidak sudi untuk meninggalkan kamu sendiri di sini. Tidak ! Aku yang tidak sudi jika aku yang kamu tinggalkan. Pada akhirnya aku menyerah, kita berdua hanya bisa menangisi keadaan ini. Aku merasa ada sekat diantara kita seperti berada di dua dunia yang berbeda. Aku tidak bisa meraihmu sekarang.
Kriiiiinngggg !!!
Jam weker berbunyi, tepat pukul 4.30. Aku terbangun dalam keadaan menangis. Aku berterima kasih kepada Tuhan yang masih mau mempertemukan kami meskipun dalam mimpi. Tepat di sebelah jam weker terdapat bingkai foto kita berdua dengan tulisan dibawahnya nama inisial kita berdua 'D & I' (Didi & Iyas). Terdapat memo kecil di bingkai tersebut bertuliskan 'Besok, tgl 12 jam 10. Nyekar ke makam kak Didi. Love you'
'Aku pun sadari kau takkan kembali'
*inspired song by Raisa - Firasat
Terdengar dengan sangat jelas dari earphone yang kupasang dari handphone sambil asyik membaca novel. Novel yang sedang aku baca saat ini berjudul Emerald Star karangan Jacqueline Wilson, pamungkas dari trilogy Hetty Feather. Ini sudah kali ketiga aku membacanya berulang.
Lima belas menit kemudian, mata terasa berat dan aku harus mengalah untuk segera terlelap. Aku melirik jam weker di meja sebelah tempat tidur, menunjukkan pukul 22.36. Waktunya aku berpetualang di alam yang lain.
Aku terbangun di sebuah ruangan yang gelap, namun dari kejauhan aku melihat setitik cahaya. Aku kejar cahaya itu makin lama makin membesar. Sampailah aku di sumber cahaya. Terdapat sebuah pintu yang sudah reyot, karatan dan jika terbuka menimbulkan suara yang miris.
"Kak Didi?" Aku terkejut ketika membuka pintu, ternyata kamu yang tampak. Kamu hanya tersenyum tapi seperti menyembunyikan sesuatu.
"Kakak kemana saja? Kenapa tidak pulang?" Kamu hanya menggeleng tanpa bicara satu kata. Itu memaksaku untuk terus merengek tentang pertanyaan tadi.
"Kak, kok tidak pulang? Kakak gak kasihan sama aku?" Aku terus merengek sampai tak terasa aku menangis. Tapi kamu hanya menggeleng penuh senyuman.
"Kak, jawab dong. Aku kangen sama kakak. Anak - anak di taman bacaan yang kita bangun berulang kali berucap rindu sama kakak. Ayo kak, ikut aku sekarang." Kamu tetap menggeleng namun kali ini kamu ikut menangis. Apa yang kamu tangisi?
Aku berusaha untuk menarik tanganmu, namun tiada daya bagiku. Terasa begitu berat bagi kamu untuk meninggalkan tempat ini. Aku tidak sudi untuk meninggalkan kamu sendiri di sini. Tidak ! Aku yang tidak sudi jika aku yang kamu tinggalkan. Pada akhirnya aku menyerah, kita berdua hanya bisa menangisi keadaan ini. Aku merasa ada sekat diantara kita seperti berada di dua dunia yang berbeda. Aku tidak bisa meraihmu sekarang.
Kriiiiinngggg !!!
Jam weker berbunyi, tepat pukul 4.30. Aku terbangun dalam keadaan menangis. Aku berterima kasih kepada Tuhan yang masih mau mempertemukan kami meskipun dalam mimpi. Tepat di sebelah jam weker terdapat bingkai foto kita berdua dengan tulisan dibawahnya nama inisial kita berdua 'D & I' (Didi & Iyas). Terdapat memo kecil di bingkai tersebut bertuliskan 'Besok, tgl 12 jam 10. Nyekar ke makam kak Didi. Love you'
'Aku pun sadari kau takkan kembali'
*inspired song by Raisa - Firasat
Comments
Post a Comment